Pages

Selasa, 09 Juni 2015

masa kekuasaan dinasti umayyah,dinasti abbasiah dan dinasti umayyah 2

BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
       Nabi Muhammad saw., setelah resmi diangkat menjadi Rasulullah, menyebarkan ajaran Agama Islam di Jazirah Arab dengan cara sembunyi-seLmbunyi, setelah pengikut Agaama Islam telah banyak dari keluarga terdekat Nabi dan sahabat, maka turun perintah Allah untuk menyebarkan Islam secara terang-terangan. Namun dalam
penyebarannya tidak berjalan mulus, Rasulullah dalam menyebarkan Islam mendapatkan tantangan dari suku Quraisy . Islam disebarkan dan dipertahankan dengan harta dan jiwa oleh para penganutnya yang setia membela Islam meski harus dengan pertumpahan darah dalam peperangan, sehingga Islam dapat berkembang dalam waktu yang relatif singkat.
Sepeninggal Rasulullah saw., kepemimpinan Islam dipegang oleh Khulafā’ al-Rāsyidīn. Pada masa ini Islam mengalami kemajuan yang sangat pesat, bahkan telah meluas  ke seluruh Wilayah Arab. Meskipun Islam telah berkembang pada masa ini,  namun juga banyak mendapat tantangan dari luar dan dalam Islam sendiri. Seperti pada masa khalifah Ali bin Abi Thalib banyak terjadi pemberontakan di daerah hingga terjadi perang saudara. Salah satu perang dimasa Ali bin Abi Thalib ialah peperangan antara Muawiyah dengan Khalifah Ali bin Abi Thalib yang menghasilkan abitrase, sehingga Muawiyah menggantikan posisi Ali bin Abi Thalib. Dampak yang ditimbulkan dari abitrase ini adalah pengikut  Ali bin Abi Thalib bersepakat untuk membunuh Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah karena dianggap telah kafir dan halal dibunuh. Dalam rencana pembunuhan ini, hanya Ali bin Abi Thalib yang berhasil dibunuh.
Berakhirlah masa Khulafā’ al-Rāsyidīn dan digantikan oleh pemerintahan Dinasti Umayyah dibawah pimpinan Muawiyah bin Abi Sofyan. Pada masa pemerintahan Dinasti Umayyah, Islam semakin berkembang dalam segala aspek hingga perluasan daerah kekuasaan.
Setelah pemerintahan Dinasti Umayyah berakhir, maka pemerintahan Islam digantikan oleh pemerintahan Dinasti Abbasiyah. Dinasti Abbasiyah merupakan dinasti kedua dalam sejarah pemerintahan Umat Islam. Abbasiyah dinisbatkan kepada al-Abbas paman Nabi Muhammad saw. Dinasti ini berdiri sebagai bentuk dukungan terhadap pandangan yang diserukan oleh Bani Hasyim setelah wafat  Rasulullah saw., yaitu menyandarkan khilāfah kepada keluarga Rasulullah dan kerabatnya.
Dan dinasti abasiah berakhir .maka pemerintahan islam digantikan oleh pemerintahan dinasti umayyah 2.dan dinasti umayyah merupakan dinasti terakhir dalam masa klasik.
1.2 Rumusan Masalah
1)   Bagaimana masa kekuasaan dinasti umayyah,dinasti abbasiah dan dinasti umayyah 2 ? 
2)   Bagaimana kemajuan-kemajuan Islam yang dicapai pada masa pemerintahan Dinasti  dinasti umayyah,dinasti abbasiah dan dinasti umayyah 2 ?
3)   Apa yang menjadi penyebab kemunduran Dinasti umayyah,dinasti abbasiah dan dinasti    umayyah 2  ?
1.3  Tujuan Masalah
1)      Untuk mengetahui masa kekuasaan dinasti umayyah,dinasti abbasiah dan dinasti umayyah 2 ?
2)               Untuk mengetahui kemajuan-kemajuan Islam yang dicapai pada masa   pemerintahan Dinasti  dinasti umayyah,dinasti abbasiah dan dinasti umayyah 2 ?
3)                     Untuk mengetahui  penyebab kemunduran Dinasti umayyah,dinasti abbasiah dan dinasti umayyah 2  ?

     


















BAB II
PEMBAHASAN
2.1 .Masa kekuasaan Dinasti Umayyah 1
            Penyebaran islam pada dinasti umayyah 1 terjadi pada beberapa khalifah yang menonjol. berikut ini    beberapa  khalifah dinasti umayyah yang cukup berprestasi dalam perluasan islam.
1.Penyebaran islam pada masa khalifah muawiyyah bin abu sufyan
                  Masa kekuasaan muawiyyah tergolong cemerlang. Ia berhasil menciptakan keamanan dalam negeri dan      kemakmuran , Perluasan wilayah kekuasaan islam yang dilakukan khalifah mu’awiyyah sebagai berikut.
    a . India (43 H/633M)
Perluasan wilayah kekuasaan islam ke india dimulai dari kota khurasan yang dipimpin oleh muhallab bin   abi sadrah ,dalam memperluas kekuasaan islam tidak hanya menggunakan kekuatan militer tetapi juga melalui pendekatan kemanusiaan dan keagamaan sehingga mereka menerima umat islam dengan senang hati tanpa melakukan perlawanan .
    b. Afrika Utara (50 H /671 M)
          Expansi ini dipimpin Uqbah bin Nafi.ia berhasil menguasai daerah lybia ,Tunisia ,dan kartago.Ia juga mengislamkan bangsa barbar ,bangsa asli di afrika utara..Ugbah bin Nafi mendirikan kota khoiruwan dan menjadikannya pusat kekuatan militer pasukan islam di Afrika Utara.Sebelum dikuasai pasukan islam ,wilayah ini termasuk jajahan kerajaan Romawi.
    c. Konstantinopel
           Adalah ibu kota kerajaan Romawi Timur dan menjadi pusat kegiatan agama Kristen Oretodoks.Muawiyah mempunyai beberapa alasan untuk menaklukan kota tersebut.
                   Penyerangan dan penaklukan kota konstantinopel dilakukan sebanyak 2 kali. Pertama tahun 48 H / 669 M . Penyerangan ini dipimpin Yazid bin Muawiyyah dengan dibantu Sufyan bin Auf.dalam penyerangan dan pengepungan ini pasukan islam tidak berhasil menaklukan dan menguasainya. Kedua tahun 58 H / 679 M . Pasukan islam berhasil berhasil melakukan penyerangan dan pengepungan  Kota Konstantinopel , tapi dalam penyerangan ini pasukan islam tidak berhasil menguasai kota Konstantinopel sepenuhnya karena tiba-tiba terdengar berita bahwa Muawiyyah wafat.
 ,                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                    
2 . Penyebaran Islam pada masa Khalifah al-Walid bin Abdul Malik
Perluasan kekuasaan pada masa khalifah al walid bin abdul malik,meliputi asia tengah ,afrika utara dan   spanyol di eropa.
a.     Penaklukan Asia Tengah
Pada tahun 705 M, dibawah panglima  Qutaibah ,Balkh ibu kota Turkistan mampu ditaklukan. Kemudian ,Qutaibah melanjutkan penaklukan ke wilayah Bukhara .tahun 710 M ,Qutaibah menyebrangi selat oxus mengalahkan raja Khawarizm.selama 2 tahun  ,Qutaibah berhasil menaklukan dan menguasai wilayah Timur lainya ,seluruh kota diwilayah fagana dan perbatasan daratan cina berada dibawah kekuasaan dinasti Umayyah.
b.    penaklukan kembali wilayah afrika utara
            Wilayah Afrika Utara melepaskan diri lagi dari kekuasaan dinasti Umayyah ,bahkan bangsa Barbar terus melancarkan pemberontakan .sebab itulah khalifah  al-Walid bin abdul malik kembali untuk mempertahankan wilayah tersebut ,agar tetap menjadi bagian dari dinasti umayyah. Al Walid mengirim pasukan yang dipimpin Musa bin Nusair untuk mengatasi pemberontakan sekaligus mengangkatnya sebagai gebenur disana. Berbagai pemberontakan disana dapat diatasi dan beberapa laut tengah dapat dikuasai seperti kota Mayorca,Minorca dan wilayah perbatasan spanyol.
c.      penaklukan spanyol
           penaklukan Spanyol merupakan peristiwa paling penting dalam sejarah perjalan umat islam kususnya pada masa dinasti Umayyah (661-750).Spanyol merupakan wilayah bagian kerajaan Romawi.ketika penguasa setempat dikalahkan oleh pasukan Gothic,spanyol memasuki periode pemerintahan yang zalim .para penguasanya menidas dengan kejam terutama pada petani.untuk kalangan menengah dan kaum bangsawan ,dibebaskan dari berbagai pungutan.
    keberhasilan roderik menguasai spanyol membuat dirinya berambisi untuk menguasai wilayah afrika utara .kepuluan ceuta dikuasai roderik dan rajan julian juga diusir.kemudian raja tersebut meminta bantuan musa bin nusair,kemudian musa bin nusair mengirimkan tharif bin bin malik untuk menyelidiki keadaan.kemdian thariq bin  ziyad yang dipercayai melakukan penyerangan di spanyol dengan 7000 pasukan.
     Tharig bin ziyad berhasil memasuki wilayah benteng pertahanan  spanyol disebuah selat.selat tersebut dikenal dengan nama selat jaba thariq.penaklukan terjadi tahun 711 M .Roderick akhirnya terdesak ketebing sungai guadalete dan mencerburkan diri hingga tewas.tharig bin ziyad mampu menguasi sidonia ,carmona, dan Granada.keberhasilan thariq inilah yang mudah mengusai cordova dan Toledo,ibu kota spanyol.Pada tahun 712 M ,musa bin nusair menbawa 18.000 pasukan kesepanyol untuk menaklukan wilayah wilayah kecil lainya

2.1.1 kemajuan –kemajuan yang dicapai pada masa Dinasti Umayyah
      A.kemajuaan dibidang ilmu pengetahuan agama
1)      ilmu qiraat
             ilmu yang mempelajari tentang bacaan alquran Orang yang pandai membaca Al-      Qur'an disebut Qurra
macam-macam qiraat:
a .Dari segi kuantitas
                Qiraat sab’ah (qiraat tujuh),Qiraat Asyrah (qiraat sepuluh) ,    Qiraat      Arba’at Asyarh  (qiraat empat belas)   , 
            b. Dari segi kualitas
       Qiraat Mutawatir ,Qiraat Masyhur  ,Qiraat Ahad, Qiraat Syadz, Qiraat Maudh As-Suyuthi
2)    Ilmu Tafsir  
                  ilmu yang berusaha untuk memberikan penafsiran terhadap ayat-ayat Al-Qur'an dengan tujuan untuk menghasilkan hukum dan undang-undang. Ahli tafsir yang pertama yaitu Ibnu Abbas, seorang shahabat terkenal dan wafat pada tahun 68 H. Menurut riwayat yang mutawatir beliau adalah orang yang pertama menafsirkan Al—quran, ahli tafsir lainnya adalah Mujahid yang wafat pada tahun 109 H dan ulama Syi'ah yaitu Muhammad Al-Baqir bin Ali bin Husain.
3)      Ilmu Hadits
Untuk membantu di dalam memahami ayat-ayat Al-Qur'an. Karena terdapat banyak hadits maka timbullah usaha untuk mencari riwayat dan sanad yang hadits yang akhirnya menjadi Ilmu Hadits .Para ahli hadits yang terkenal pada zaman ini adalah :
Ø Abu Bakar bin Muhammad bin Ubaidillah bin Zihab Az-Zuhri ( W.123 H )
Ø Ibnu Abi Malikiah, yaitu Abdulloh bin Abi Malikiah ( W. 119 H ).
      Pada masa kholifah Umar bin Abdul Aziz barulah hadits dibukukan yang dirintis oleh       Ibnu Zihab Az-Zuhri yang kemudian disusul oleh ulama lain.
4)      Ilmu tata bahasa   ( Ilmu Nahwu dan shorof)
         yaitu ilmu tentang perubahan bunyi pada kata-kata yang terdapat di dalam Al-Qur'an. Pengarang ilmu nahwu yang pertama dan membukukannya seperti halnya sekarang, yaitu Abu Aswad Ad-Dualy ( W. 69 H ). Beliau belajar dari Ali bin Abi Thalib sehingga ada ahli sejarah yang mengatakan bahwa Ali bin Abi Thalib adalah Bapak Ilmu Nahwu.
B.Kemajuan di Bidang Pemerintahan

1)      organisasi politik
Organisasi politik dan pemerintahan pada dinasti umayyah melipiti jabatan khalifah,wizarah(kementerian) ,kitabah (kesekretariatan) dan hijabah (pengawalan pribadi)
2)      organisasi Tata Usaha Negara
organisasi usaha Negara pada dinasti umayyah dibagi menjadi 4 departemen,yaitu
a)      diwan al -kharraj
b)      diwan ar- rasail
c)      diwan al-musytagillat
d)     diwan al khatim
3)      organisasi keuangan
sumber keuangan pada masa dinasti umayyah berasal dari pajak tanah dari daerah –daerah taklukannya.pada masa hisyam bin abdul malik pajak tanah dikenakan kepada semua penduduk yang berada dibawah kekuasaan dinasti umayyah.
4)       Organisasi Ketentaraan
Organisasi ketentaraan pada masa dinasti umayyah merupakan kelanjutan dari upaya yang telah dibuat oleh khulafaur rasyidin.pada masa sebelumnya siapa saja boleh menjadi tentara.pada dinasti  umayyah yang boleh menjadi tentara hanya orang arab atau keturunanya.
5)       Organisasi kehakiman
Pada masa dinasti umayyah ,kekuasaan politik telah dipisahkan dengan kekuasaan pengadilan .kekuasaan kehakiman pada masa itu dibagi menjadi 3 badan yaitu
1.      Al-qada,yaitu badan yang bertugas menyelesaikan perkara –perkara yang bewrhubungan dengan Negara.
2.      Al-hisbah yaitu badan yang bertugas menyelesaikan perkara –perkara umum dan soal-soal pidana yang memerlikan tindakan cepat
3.      An-nadar fil madalim,yaitu mahkamah tertinggi
2.1.2Faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran dan  kehancuran  Dinasti bani Umayyah.
                   Faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran dan kehancuran Bani  Umayyah diklasifikasi menjadi dua bagian :
·         Faktor internal ,yaitu berasal dari dalam istana sendiri antara lain
a.   perselisihan antara keluarga khalifah,
b.   perilaku khalifah atau gubernur  jauh dari aturan islam
·      Faktor eksternal istana ,adalah yang berasal dari luar istana
 a. Perlawanan dari kaum Khawarij
 b. Perlawanna dari kalangan Syi`a
 c. Perlawanan dari golongan Mawalid.   
                               d.Pertentangan etnis Arab Utara dengan Arab Selatan
                              .e.    Perlawanan dari Bani Abbasiyah
2.2.1 Masa kekuasaan Bani Abbasiyah
Perkembangan islam pada masa masa dinasti abbasiah  cukup mengagumkan . dinasti abbasiah adalah dinasti yang paling lama berkuasa ,lebih dari 5 abad dan pernah mewujudkan zaman keemasan umat islam.
Selama dinasti Bani Abbasiyah berdiri pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, sosial, dan budaya. Berdasarkan pola pemerinthan itu, para sejarawan biasanya membagi kekuasaan Bani Abbasiyah pada empat periode :
·         Masa Abbasiyah I, yaitu semenjak lahirnya dinasti Abbasiyah tahun 132 H/750 M sampai meninggalnya khalifah Al-Watsiq 232 H/847 M.
·         Masa Abbasiayah II, yaitu mulai khalifah Al-Mutawakkil pada tahun 232 H/847 M sampai berdirinya Daulah Buwaihiyah di Baghdad tahun 334 H/946 M.
·         Masa Abbasiyah III, yaitu dari berdirinya Daulah Buwaihiyah tahun 334 H/946 M sampai masuknya kaum Saljuk ke Baghdad Tahun 447 H/1055 M
·         Masa Abbasiyah IV, yaitu masuknya kaum saljuk di Baghdad tahun 447 H/1055 M sampai jatuhnya Baghdad ketangan bangsa Mongol dibawah pimpinan Hulagu Khan pada tahun 656 H/1258 M.
1)      Masa Abbasiyah I ( 132 H/750 M-232 H/847 M )
Masa ini diawali sejak Abul Abbas menjadi khalifah dan berlangsung selama satu abad hingga meninggalnya khalifah Al-Watsiq. Periode ini dianggap sebagai zaman keemasan Bani Abbasiyah. Hal ini disebabkan karena keberhasilannya memperluas wilayah kekuasaan.Wilayah kekuasaannya membentang dari laut Atlantik hingga sungai Indus dan dari laut Kaspia hingga ke sungai Nil. Pada masa ini ada sepuluh orang khalifah yang cukup berprestasi dalam penyebaran Islam mereka adalah khalifah Abul Abbas ash-shaffah(750-754 M), Al-Mansyur ( 754-775 M), Al-Mahdi (775-785 M), Al-Hadi (785-786 M), Harun Al-Rasyid (786-809 M), Al-Amin (809 M), Al-Ma'mun (813-833 M), Ibrahim (817 M), Al-Mu'tasim (833-842 M), dan Al-Wasiq (842-847 M).
2)      Masa Abbasiyah II ( 232 H/847 M-334 H/946 M)
Periode ini diawali dengan meninggalnya khalifah Al-Wasiq dan berakhir ketika keluarga Buwaihiyah bangkit memerintah. Sepeninggal Al-Wasiq, Al-Mutawakkil naik tahta menjadi khalifah, masa ini ditandai dengan bangkitnya pengaruh Turki.
Setelah Al-Mutawakkil meninggal dunia, para jendral yang berasal dari Turki berhasil mengontrol pemerintahan. Ada empat khalifah yang dianggap hanya sebagai simbol pemerintahan dari pada pemerintahan yang efektif, keempat pemerintahan itu adalah Al-Muntasir (861-862 M ), Al-Musta'in (862-866 M), Al-Mu'taz (866-896 M), dan Al-Muhtadi (869-870 M). Masa pemerintahan ini dinamakan masa disintegrasi, dan akhirnya menjalar keseluruh wilayah sehinngga banyak wilayah yang memisahkan diri dari wilayah Bani Abbas dan menjadi wilayah merdeka seperti Spanyol, Persia, dan Afrika Utara.
3)      Masa Abbasiyah III (334 H/946 M -447 H/1055 M)
    Masa ini ditandai dengan berdirinya Dinasti Buwaihiyah, yaitu Pada masa ini jatuhnya Khalifah Al-Muktafi (946 M) sampai dengan khalifah Al-Qaim (1075 M). Kekuasaaan Buwaihiyah sampai ke Iraq dan Persia barat, sementara itu Persia timur, Transoxania, dan Afganistan yang semula dibawah kekuasaan Dinasti Samaniah beralih kepada Dinasti Gaznawi. Kemudian sejak tahun 869 M, dinasti Fatimiyah berdiri di Mesir.
  Kekhalifahan Baghdad jatuh sepenuhnya pada suku bangsa Turki. Untuk keselamatan, khalifah meminta bantuan kepada Bani Buwaihiyah. Dinasti Buwaihiyah cukup kuat dan berkuasa karena mereka masih menguasai Baghdad yang merupakan pusat dunia islam dan menjadi kediaman Khalifah
    Pada akhir Abad kesepuluh, kedaulaulatan Bani Abbasiyah telah begitu lemah hingga tidak memiliki kekuasaan diluar kota Baghdad. Kekuasaan Bani Abbasiyah berhasil dipecah menjadi dinasti Buwaihiyah di Persia (932-1055 M), dinasti Samaniyah di Khurasan (874-965 M), dinasti Hamdaniayah di Suriah (924-1003 M), dinasti Umayyah di Spanyol (756-1030 M), dinasti Fatimiyah di Mesir (969-1171 M), dan dinasti Gaznawi di Afganistan (962-1187 M)
4)      Masa Abbasiyah IV (447 H/1055 M -656 H/1258 M )
  Masa ini ditandai dengan ketika kaum Seljuk menguasai dan mengambil alih pemerintahan Abbasiyah. Masa seljuk berakhir pada tahun 656 H/1258 M, yaitu ketika tentara mongol menyerang serta menaklukkan Baghdad dan hampir seluruh dunia Islam terutama bagian timur.
2.2.2 ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa Bani Abbasiayah adalah sebagai berikut :
v  Ilmu Kedokteran
Pada mulanya Ilmu Kedokteran telah ada pada saat Bani Umayyah, ini terbukti dengan adannya sekolah tinggi kedokteran Yundisapur dan Harran.. Dinasti Abbasiyah telah banyak melahirkan dokter terkenal diantaranya sebagai berikut
·         Hunain Ibnu Ishaq (804-874 M) terkenal segai dokter yang ahli dibidang mata dan penerjema buku-buku dari bahasa asing ke bahasa Arab.
·         Ar-Razi (809-1036 M) terkenal sebagai dokter yang ahli dibidang penyakit cacar dan campak. Ia adalah kepala dokter rumah sakit di Baghdad. Buku karangannya dbidang ilmu kedokteran adalah Al-Ahwi.
·         Ibnu Sina (980-1036 M), yang karyanya yang terkenal adalah Al-Qanun Fi At-Tibb dan dijadikan sebagai buku pedoman bagi Universitas di Eropa dan negara-negara Islam.
·         Ibnu Rusyd (520-595 M) terkenal sebagai dokter perintis dibidang penelitian pembuluh darah dan penyakit cacar. Dll.
v  Astronomi,
ilmu ini melalui karya India Sindhind kemudian diterjemahkan oleh Muhammad Ibnu Ibrahim Al-Farazi (777 M). Ia adalah astronom Muslim pertama yang membuat astrolabe, yaitu alat untuk mengukur ketinggian bintang. Di samping itu, masih ada ilmuwan-ilmuwan Islam lainnya, seperti Ali ibnu Isa Al-Asturlabi, Al-Farghani, Al-Battani, Umar Al-Khayyam dan Al-Tusi.
v  Ilmu kimia.
Bapak ilmu kimia Islam adalah Jabir ibnu Hayyan (721-815 M). Sebenarnya banyak ahli kimia Islam ternama lainnya seperti Al-Razi, Al-Tuqrai yang hidup pada abad ke-12 M.
v  Sejarah dan geografi.
Pada masa Abbasiyah sejarawan ternama abad ke-3 H adalah Ahmad bin Al-Yakubi, Abu Jafar Muhammad bin Jafar bin Jarir Al-Tabari. Kemudian, ahli ilmu bumi yang masyhur adalah ibnu Khurdazabah.
 v  Ilmu Matematika
Terjemahan dari bahasa asing ke bahasa Arab menghasilkan karya dibidang matematika. Diantara ahli matematika islam yang terkenal adalah Al-Khawarizmi, adalah seorang pengarang kitab Al-Jabar wal Muqabalah (ilmu hitung) dan penemu angka Nol. Tokoh lainnya adalah Abu Al-Wafa Muhammad Bin Muhammad Bin Ismail Bin Al-Abbas terkenal sebagi ahli ilmu matematika.
v  Ilmu Farmasi
Diantara ahli farmasi pada masa Bani Abbasiyah adalah Ibnu Baithar, karyanya yang terkenal adalah Al-Mughni , jami' al-mufradat al-adawiyah 


v  Ilmu tafsir
 Tafsir Pada masa ini yaitu ilmu tafsir Al-matsur dan Tafsir Bir ra'yi, aliran yang pertama lebih menekan pada ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadist dan pendapat tokoh-tokoh sahabat. Sedangkan aliran tafsir yang kedua lebih menekan pada logika ( rasio ) dan Nash. Diantara ulama tafsir yang terkenal pada masa ini adalah Ibnu Jarir al-Thabari (w.310 H) dengan karangannya jami' al-bayan fi tafsir Al-Qur'an, Al-Baidhawi dengan karangannya Ma'alim al-tanzil, al-Zakhsyari dengan karyanyaal-kassyaf, Ar-Razi(865-925 M) dengan karangannya al-Tafsir al-Kabir, dan lain-lainnya.
v  Ilmu Hadist
Pada masa pemerintahan khalifah Umar Bin Abdul Aziz (717-720 M) dari Bani Umayyah sudah mulai usaha untuk mengumpulkan dan membukukan Hadist. Akan tetapi perkembangan ilmu hadist yang paling menonjol pada amasa Bani Abbasiyah, sebab pada masa inilah muncul ulama-ulama hadist yang belum ada tandingannya sampai sekarang. Diantara yang terkenal ialah Imam Bukhari             (W.256 H) ia telah mampu mangumpulkan sebanyak 7257 Hadist dan setelah diteliti terdapat 4000 hadist Shahih dari yang telah berhasil dikumpulkan oleh imam Bukhari yang disusun dalam kitabnya Shahih Bukhari. Imam Muslim ( W. 251 H) terkenal sebagai seorang ulama hadist dengan bukunya Shahih Muslim, buku karangan imam Bukhari dan Muslim diatas lebih berpengaruh bagi umat Islam dari pada buku-buku hadist lainnya, seperti Sunan Abu Daud oleh Abu Daud ( W.257 H) sunan Al- Turmizi oleh imam Al-Turmizi(W.287 H) Sunan Al-Nasa'i oleh Al-Nasa'i ( W.303 H) dan sunan Ibnu-Majah oleh Imam Ibnu Majah ( W.275 H) keenam buku hadist tersebut lebih dikenal dengan sebutan Al- Kutub Al-Sittah.
v  Ilmu Kalam
Bukanlah hal yang berlebihan jika dikatakan pada masa Bani Abbasaiyah merupakan dasar-dasar Ilmu Fiqh. Ilmu ini disusun oleh ulama-ualama yang terkenal pada masa itu dan masih besar pengaruhnya sampai sekarang, Diakalangan Ulama Ahlu al-Sunnah wal jamaah. Muncul Imam Abu Hanifah(810-150 H) yang lebih cendrung memakai akal (rasio) dan Ijtihad, Imam Malik Bin Anas (93-179 H) yang lebih cendrung memakai hadist dan menjauhi sampai batas tertentu pemakaian Rasio, Imam Syafi'i (150-204 H) yang berusaha mengkompromikan aliran Ahl al-Ra'yi, dengan Ahl al-Hadist dalam Fiqh, dan Imam Ahmad bin Hambal(164-241 H) yang merupakan tokoh aliran Fiqh yang keras, ketat dan kurang luwes dari aliran-aliaran fiqh yang lainnya. Buku karang mereka masih dapat kita temukan sampai sekarang yaitu al-muawatta, al-ummal-risalah, dan sebagainya.
v  Ilmu Tashawuf
Dalam bidang ilmu Tashawuf juga muncul ulama-ulama yang terkenal pada masa pemerintahn Daulah Bani Abbasiyah. Imam Al-Ghazali sebagai seorang ulama sufi pada masa Daulah Bani Abbasiyah meninggalkan karyanya yang masih beredar sampai sekarang yaitu buku Ihya' Al-Din, yang terdiri dari lima jilid.  Al-Hallaj (858-922 M) menulis buku tentang Tashawuf yang berjudul Al-Thawasshin,         Al-Thusi menulis buku al-lam'u fi al-Tashawuf, Al-Qusyairi (W. 465 H) dengan bukunya al-risalat al-Qusyairiyat fi il'm al-Tashawuf.
v  Ilmu fiqih
Dalam bidang fiqih, pada masa ini lahir fuqaha legendaris yang kita kenal, seperti Imam Hanifah (700-767 M), Imam Malik (713-795 M), Imam Syafei (767-820 M) dan Imam Ahmad Ibnu Hambal (780-855 M).

2.2.3 Faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran dan kehancuran  Dinasti bani Abbasiah
A. Faktor Internal
  • Perebutan Kekuasaan di Pusat Pemerintahan
  • Munculnya Dinasti-Dinasti Kecil Yang Memerdekakan Diri
  • Kemerosotan Perekonomian
  • . Munculnya Aliran-Aliran Sesat dan Fanatisme Keagamaan
B. Faktor Eksternal.
·      Perang Salib
·      Serangan Mongolia ke Negeri Muslim dan Berakhirnya Dinasti Abbasiyah
2.3  Sistem kekuasaan dinasti umayyah 2
Untuk sistem pemerintahan pada masa Dinasti Bani Umayyah ini dibagi menjadi beberapa masa pemerintahan. Lain diantaranya adalah sebagai berikut :
1.      Abd Al Rahman Al Dakhil
Diceritakan bahwa Abd Al Rahman Al Dakhil adalah Pangeran Bani Umayyah yang selamat dari tragedi pemusnahan sisa-sisa keluarga Bani Umayyah oleh Bani Abassiyah. Kemudian Ia melarikan diri menyusuri Afrika Utara dan hal ini pula untuk pertama kalinya seorang pangeran Bani Umayyah masuk ke wilayah Andalusia. Sehingga ia mendapat gelar Ad Dakhil. Abdurrahman ad-Dakhil memasuki Spanyol pada tahun 755 M. dan diberi gelar Al-dakhil (yang masuk ke Spanyol). Abdurrahman ad-Dakhil diangkat sebagai Gubernur Cordova pada bulan Desember 755 M dan pada bulan Mei berikutnya Abdurrahman ad-Dakhil membangun tempat tinggal di kota itu serta mengangkat dirinya sebagai Amir.
  `           Pada masa ini banyak tantangan yang dihadapi Abdurrahman ad-Dakhil, baik yang datang dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Disamping itu Abdurrahman ad-Dakhil menghadapi musuh dari luar Islam, yakni Charli Magne, yang pasukannya dapat melintasi pegunungan Pyrenia.
              Lawan yang datang dari daratan Eropa itu dihadapi dengan gagah perkasa. Roland, pemimpin pasukan Charle Magne itu mati terbunuh, dengan kemenangan itu Abdurrahman ad-Dakhil bertambah kuat kedudukannya, dan untuk selanjutnya Abdurrahman ad-Dakhil membangun negerinya. Diantara pembangunan yang dilakukan Abdurrahman ad-Dakhil ialah memperindah kota-kota, membangun benteng-benteng yang kokoh dan membangun istana dan Abdurrahman ad-Dakhil meletakkan batu yang pertama untuk pembangunan Masjid yang terbesar nantinya dibelahan Dunia Islam manapun, yang dilakukan dua tahun sebelum wafatnya, tahun 789 M. Sebelum wafat Abdurrahman ad-Dakhil telah menunjuk anaknya untuk menggantikan kedudukannya yakni Hisyam Ibnu Abdurrahman.
2.      Hisyam I,
Hisyam Ibnu Abdurrahman memerintah pada tahun 788-796 M. Hisyam ibnu  Abdurrahman terkenal pintar. Dalam hal agama, dia seorang yang taqwa dan warak. Hisyam ibnu Abdurrahman memperhatikan masalah-masalah agama Islam, sesuai dengan agama Allah SWT dan ajaran Rasulullah SAW. Pada masa pemerintahan Hisyam ibnu Abdurrahman tersebar Madzhab Maliki di Spanyol yang berasal dari Imam Malik ibn Anas yang berpusat di Madinah. Madzhab Maliki tersebar luas di Spanyol atas jasa seorang ulama yang diutus belajar ke Madinah untuk mempelajari Madzhab Maliki secara langsung dari Imam Malik. Ulama tersebut bernama Ziyad ibn Abdurrahman, kemudian dari padanya tersebar luas madzhab itu di Spanyol lewat Yahya ibn Yahya al-Laisi.
Pada zaman keamiran Hisyam I, dia menghadapi pemberontakan yang dilancarkan oleh saudaranya sendiri di Toledo yakni Abdullah dan Sulaiman. Hisyam mengarahkan perhatiannya ke wilayah Utara. Umat Kristen yang melancarkan gangguan keamanan ditindasnya sekaligus berhasil mengalahkan kekuatan Perancis. Kota Norebonne ditaklukkannya, sementara suku Galicia mengajukan perundingan perdamaian.
Hisyam merupakan penguasa yang adil dan murah hati khususnya terhadap rakyat yang lemah dan miskin. Ia membangun jembatan Cordova dan merampungkan pembangunan mesjid dan gereja yang dibangun oleh ayahnya. Dalam bidang hukum, Hisyam menganut Madzhab Maliki dan menjadikannya madzhab resmi di Andalusia. Ulama Spanyol menduduki tempat yang tinggi di Istana Kerajaan, dan selalu member nasehat serta memberi pendapatnya kepada sang penguasa itu. Hisyam ibnu Abdurrahman memerintah 8 tahun. Dia wafat pada tahun 796 M. Kendali pemerintahan diteruskan oleh anaknya Hakam ibn Hisyam.
3.      Hakam I
Hakam ibn Hisyam memerintah pada tahun 796-821 M. Sifat-sifat yang dimiliki Hakam ibn Hisyam berbeda dengan sifat yang dimiliki oleh ayahnya. Dia suka berhurahura, gemar berburu dan suka berolahraga. Dia memiliki kecerdasan yang luar biasa, akan tetapi tidak begitu senang dikelilingi ulama, berbeda dengan ayahnya yang senang memuliakan ulama. Sehingga dia kurang disenangi ulama, maka para ulama akan menggantikan Hakam ibn Hisyam dari kedudukannya.
Rencana itu diketahui Hakam ibn Hisyam, maka Hakam ibn Hisyam menghadapi para ulama itu dengan sikap keras. Banyak ulama terbunuh dan keluarga mereka diusir dari Spanyol . Dalam hal perbaikan negeri, Hakam ibn Hisyam termasuk orang yang berjasa dan pertama kali membuat tentara yang teratur dan mendapat gaji tetap, mengumpulkan banyak senjata, dan memperhatikan kuda-kuda tempur dalam kondisi yang prima. Dengan pasukan yang kuat itulah ia menghadapi pemberontakan dalam negeri dan musuh dari luar negeri. Hakam ibn Hisyam meninggal pada tahun 206 H / 822 M, setelah berkuasa selama 26 tahun, suatu periode yang paling banyak diwarnai pertempuran. Ibnu Al-Athir, mencatatnya sebagai penguasa Andalusia pertama yang bijaksana sekaligus ksatria. Satu kekurangannya adalah tidak bersikap ramah terhadap fuqaha. Ia tidak menghendaki campur tangan fuqaha dalam urusan Negara. Inilah sebab timbulnya gerakan fuqaha yang berusaha menggulingkan kekuasaan Hakam I. Mererka muncul sebagai oposisi hakam dan berusaha menciptakan kegaduhan sehingga melatari gerakan pemberontakan di Gordoha. Setelah Hakam I meninggal maka kekuasaan di limpahkan kepada anaknya Abd Rahman Al Ausat atau yang sering dikenal sebagai Abd Rahman II.
4.      Abd Al Rahman Al Ausath,
Abdurrahman al-Ausat memerintah pada tahun 822-852 M. Abdurrahman al-Ausat tidak terlalu lemah dan tidak terlalu keras walaupun dididik dalam kemewahan. Ia memiliki visi untuk selanjutnya menyentralkan pemerintahan, mengantarkan pada terbentuknya sebuah kelas sekretarial yang terdiri dari kalangan pedagang dan klien, serta membentuk monopoli dan penguasaan negara terhadap pasar-pasar perkotaan.
Peristiwa penting yang terjadi pada saat itu adalah serangan dari bangsa Normand pada tahun 824 M. Akan tetapi pasukan Normand itu dapat dikalahkan oleh tentara kaum Muslimin. Kejadian-kejadian dalam negeri yang paling penting antara lain pertentangan-pertentangan antara sesama bangsa Arab sendiri, sebagaimana pertentangan antara kaum Mudar dengan suku Arab dari Yaman di Murcea. Disamping itu terjadi pula pemberontankan-pemberontakan kecil yang semuanya dapat dihadapi oleh Abdurrahman al-Ausat dengan kemenangan (Hamid, 1964:98-100).
Abdul Rahman Ausat ini telah menyempurnakan proses konsolidasi pemerintahan pusat. Ia membentuk angkatan bersenjata dari para tawanan yang berasal dari wilayah Utara Spanyol dari Jerman, dan dari negeri-negeri Slavia. Pasukan militer, yang dikenal dengan nama Sagaliba, belakangan diperkuat dengan tentara Barbar profesional nonkesukuan dan tentara bayaran lokal.
Aspek administrasi (pemerintahan) juga diperkokoh. Seorang hajib (setinggi wazir dalam kedudukan) ditunjuk menangani administrasi dan perpajakan. Abdul Rahman Ausat mengupayakan dan mengadopsi bentuk-bentuk cultural Abbasiyah Baghdad, sebagaimana di wilayah Timur, kultur istana berusaha menyatukan simbol-simbol Muslim. Abdul Rahman Ausat juga mengadakan pembangunan dan perluasan di berbagai daerah. Perluasan Masjid Agung Cordova, merancang sejumlah proyek irigasi, dan lain-lainnya. Arsitektur kekhalifahan yang meliputi arsitektur masjid, istana dan tempat pemandian umum juga diilhami model arsitektur bangsa Timur. Beberapa unsur Visigothik dan Romawi juga dimasukkan ke dalam desain arsitektur Muslim. Pada abad sepuluh amir-al mu’minin juga membangun sebuah kota kerajaan yakni Madinat al Zahroh, sebuah kota yang dihiasi dengan berbagai istana, pancuran air, pertamanan yang megah yang menandingi keindahan komplek istana Baghdad. Abdur Rahman Ausat ini pada hakekatnya mewarisi kejayaan dan kemakmuran yang diciptakan oleh Hakam.
Kerusuhan pada saat itu ditimbulkan oleh umat Kristen yang dipimpin suku Leon. Juga serbuan bangsa Normandia di wilayah pantai Spanyol. Kedua kekuatan ini dapat dikalahkan. Pada masa pemerintahan Abdur Rahman II selama 30 tahun, perekonomian rakyat mengalami kemajuan dan kemakmuran. Ia sangat mencintai seni kepustakaan dan berusaha membangun Cordova sebagai Baghdad II. Ia mendirikan sejumlah istana, taman, dan menghiasi ibu kota dengan berbagai bangunan masjid yang indah. Sesudah wafatnya Abdurrahman al-Ausat pada tahun 952 M. dan kekuasaannya diganti oleh anaknya Muhammad ibn Abdurrahman.
5.      Muhammad bin Abd Al Rahman,
Muhammad menggantikan kedudukan ayahnya, Abdur Rahman II al Ausat. Gangguan politik yang paling serius terjadi pada masa ini, yang datang dari umat Islam sendiri. Pemberontak di Toledo dengan bantuan pimpinan suku Leon bangkit menentang Muhammad. Pasukan Muhammad menumpas kekuatan pemberontak di Guadelet. Di Cordova timbul gerakan perusuh, Muhammad segera menempuh langkah pengamanan dengan menumpas semua pemberontak. Kekacauan di pusat pemerintahan dimanfaatkan oleh Perancis dengan menciptakan gangguan di wilayah Utara, dan Normandia melancarkan serbuan di wilayah pantai Spanyol. Kedua kekuatan ini dapat dikalahkan oleh pasukan Muhammad I. Pada akhir masa pemerintahan muncul pemberontakan. Sedangkan pemberontakan terbesar terjadi antara kota Ronda dan Malaga yang dipimpin oleh Umar Ibnu Hafsun. Ia berusaha mendirikan negeri merdeka yang didukung oleh tokoh Kristen dan penguasa Franka. Muhammad mengirim pasukan dipimpin Munzir. Pada saat inilah kepemimpinan dialihkan kepada Munzir.
6.      Munzir bin Muhammad,
Munzir merupakan penguasa yang enerjik dan pemberani. Seandainya ia berusia panjang, niscaya ia mampu menegakkan perdamaian dan ketertiban negara. Munzir memimpin sendiri pasukan untuk menghadapi kekuatan Umar Ibn Hafsun. Ia meninggal sebelum berhasil mengamankan negara dari gangguan para pemberontak. Masa kepemimpinan Munzir tidak begitu dicatatt sejarah karena Beliau memimpin hanya sementara. Yang mana setelah beliau meninggal digantikan oleh saudaranya Abdullah bin Muhammad.
7.      Abdullah bin Muhammad
Abdullah merupakan saudara Munzir. Menurut Ibn al-Athir, pada masa ini timbul gerakan pemberontak dan kerusuhan di segenap wilayah Spanyol. Kondisi ini berlangsung sejak masa pemerintahan Abdullah hingga pemerintahan Abdullah berakhir. Dia tidak hanya mendapat perlawanan dari Spanyol pedalaman tetapi aristokrasi Arab menentangnya juga. Kekacauan-kekacauan itu timbul dari orang-orang Arab seperti Bani Hajjaj di Asybilia yang ingin merdeka dari ikatan Bani Umayah di Spanyol dan orang Barbar, Ibnu tarkid di Merida, serta Indo-Arab (Arab keturunan) di sebelah Barat daya, khususnya ibn Hafsun. Dan masih banyak lagi musuh-musuh besar lainnya. Kekacau balauan tersebut mencapai puncaknya pada masa Abdullah ibn Muhammad. Lalu pemerintahan di alihkan pada Abd al Rahman Al-Nasir atau dikenal dengan Adb Rahman III.
8.      Abd al-Rahman al-Nasir (912-961 M)
            Abd al-Rahman al-Nasir (Abd al-Rahman III) menggantikan           kedudukan ayahnya pada usia 21 tahun. Penobatannya dapat diterima di kalangan. Pada tahun 913 M Abdur Rahman mengumpulkan pasukan militer yang sangat besar. Pihak perusuh gentar dengan kekuatan militer Abdur Rahman III. Dengan demikian, dia dapat menaklukkan kota besar di utara Spanyol kemudian Saville dengan mudah. Suku Barbar dan umat Kristen yang selama ini menjadi perintang kini tunduk kepada Abdur Rahman III.
Kebangkitan kebudayaan Islam di Andulusia semakin lebih semarak dan berkembang pada masa pemerintahan Abdurrahman  III (912-961). Ia mulai memerintah pada usia 23 tahun. Pemerintahannya berlangsung selama 50 tahun dan mengantarkan Daulah Umayyah di Andalusia ke gerbang puncak kebesaran dan kemegahan tiada tara.        Abdurrahman III padatahun 316 H (929 M) mengumumkan bentuk kekuasaannya dari bentuk emirat menjadi bentuk khilafat serta memproklamasikan dirinya sebagai Khalifah dan menyebut dirinya sebagai Khalifah al-Nashir li-dinillah (Khalifah Pembela Agama Allah). Ada tiga faktor yang mendorong dan melatarbelakangi tindakannya itu:
                        Pertama, kedudukan para Khalifah Abbasiyyah di Bagdad sejak meninggalnya Khalifah al-Mutawakil (847-1171) sudah tidak ada gunanya karena para pemegang kekuasaan yang sebenarnya yang menyebut dirinya Sultan (High Executent) telah berbuat semaunya: menurunkan, mengangkat dan membunuh setiap Khalifah;
                        Kedua, Daulah Fathimiyyah (909-1171 M) yang berhasil menumbangkan Daulah Aghlabiyah (801-909 M) di AfrikaUtara telah membebaskan diri sepenuhnya dari kekuasaan pusat di Bagdad dan memproklamasikan khilafat serta menyebut para pejabatnya sebagai Khalifah.
            Ketiga, Daulah Fathimiyyah (909-1171) yang telah berhasil sepenuhnya menguasai wilayah Afrika Utara, pulau Sicily, Calabria di semenanjung selatan Itali, Afrika Barat dan Sudan Sahara, sudah dapat dihalau oleh Abdurrahman III padatahun 316 H (929 M) dari seluruh Afrika Barat dan Sudan Sahara.[1][3]  Abdurrahman III mewariskan kekuasaannya kepada anaknya yang dikenal dengan Hakam II.
9.      Hakam II (961-976 M)
Hakam II menggantikan kedudukan ayahnya yang bernama Abdur Rahman Al-Nasir. Al-Hakam II menduduki kursi kekhalifahan pada bulan Ramadhan 350 Hijri (Nopember 961). Ketika itu ia telah berusia 45 tahun; meskipun sebenarnya ia telah sejak lama ditunjuk ayahnya, Abdurrahman III, sebagai penggantinya. Jauh sebelum memangku jabatan Khalifah, al-Hakam telah aktif dalam pemerintahan.
Al-Hakam telah mempersiapkan diri dan cukup matang untuk diangkat dalam tampuk tertinggi pemerintahan. Ia dikenal sebagai Khalifah cinta damai. Di samping itu ia juga diberi gelar Khalifah Cendikiawan (“Khalifah Sarjana”).
                    Keterlibatan dan keasyikan al-Hakam dengan ilmu pengetahuan tidak mengendorkan perhatiannya kepada politik, baik dalam maupun luar negeri. Segalanya dapat dikendalikan karena ia pandai memilih pembantu.
Namun dari itu satu kelemahannya adalah: al-Hakam telampau percaya pada para pembantunya, yang kelak sepeninggalan al-Hakam akan mendatangkan akibat fatal. Meskipun selama ia mendduduki jabatan Khalifah, kelemahan tersebut belum disalahgunakan para pembantunya, karena mereka masih memiliki rasa segan pada pribadi al-Hakam.[2][4]
Pada masa ini Hakam dan pasukannya berhasil menundukkan Sancho pimpinan Kristen suku Leon. Hakam terkenal sebagai suku perdamaian dan terpelajar. Selain itu Hakam juga membuktikan bahwa Ia juga pemimpin militer yang cakap. Hakam juga mengerahkan pasukannya di pimpin Ghalib ke Afrika untuk menekan kekuatan Fatimiyah.
Setelah berhasil mengamankan situasi politik, Hakam menunjukkan dirinya dalam gerakan pendidikan. Dalam gerakan ini Hakam berhasil mengumpulkan tidak kurang dari 400.000 buku dalam perpustakaan negara di Cordova. Untuk meningkatkan kecerdasan rakyat, Hakam mendirikan sekolah-sekolah. Hasilnya seluruh rakyat Spanyol mengenal baca tulis. Dengan meninggalnya Hakam pada tahun 976 M masa kejayaan Dinasti Umayyah di Spanyol berakhir.
10.   Hisyam II (976-1009 M)
Hakam II Al-Mustanshir mewariskan kedudukan kepada putera mahkotanya yakni Hisyam II yang baru berusia 10 tahun. Hisyam II dinobatkan menjadi khalifah dengan gelar Al- Mu’ayyad. Muhammad ibn Abi Amir Al-Qahthani yang diangkat menajdi hakim agung pada akhir kekuasaan Al-Mustanshir pada saat itu, mengambil alih seluruh kekuasaan dan menempatkan Khalifah dibawah pengaruhnya. Ia memaklumkan dirinya sebagai Al-Malik Al-Manshur Billah (tahun 366-393/ 976-1003) dan terkenal dalam sejarah dengan sebutan Hajib Al-Mansur. Untuk memperkuat kedudukannya, Al-Mansur menyingkirkan pangeran-pangeran Bani Umayyah dan pemuka-pemuka suku yang berpengaruh. Ia membentuk polisi rahasia yang terdiri dari orang-orang Barbar, sedangkan tentara khalifah yang terdiri dari orang Slavia dibubarkan dan diganti dengan tentara baru dari orang-orang Barbar dan dari orang Nasrani dari Leon, Castilla dan Navarre.
Garis kebijakan Al Mansur diteruskan oleh Abd Al-Malik ibn Muhammad yang bergelar Al-Malik Al-Mudhaffar (tahun 393-399 / 1003 – 1009 ). Sampai pada saat itu daerah Dinasti Umayyah masih disegani oleh lawan-lawan dari belahan utara. Akan tetapi, ketika Al-Mudhaffar digantikan oleh Abd Ar-rahman ibn Muhammad yang bergelar Al-Mlik Al-Nashir Li Dinillah (399 / 1009). Terjadi kemelut didalam negeri yang menghantarkan kedaulatan Daullah Umayyah ketepi jurang kehancuran.
Mala petakan kehancurkan mulai melanda istana ketika pemuka-pemuka Bani Umayyah memecat Al-Mu’ayyat ( Hisyam II ) dari jabatan khalifah, karena Ia bersedia memberikan jabatan tertinggi Negara itu kepada Al-nashir Lidinillah sepeninggalnya kelak. Mulai saat itu perebutan kursi khalifah sudah tidak bisa dihindari lagi.  Diatas puing-puing kehancuran Daullah Umayyah Andalusia tersebut memasuki babak baru yang dikenal dengan periode Muluk Al-Thawa’if.

2.3.1. Kemajuan peradapan pada masa dinasti umayyah 2   :
1.      Perkembangan Ilmu Pengetahuan
a.       Filsafat
Minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M. Atas inisiatif Al-Hakam (961-976M), karya-karya ilmiah dan filosofis diimpor dari Timur dalam jumlah besar, sehingga, Cordova dengan perpustakaan dan universitas-universitasnya mampu menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan di dunia Islam. Tokoh utama  pertama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakar Muhammad ibn Al-Sayigh yang lebih dikenal dengan  Ibn Bajjah. Tokoh utama kedua adalah Abu Bakaribn Thufail.[3]
b.      Fiqih
Kebanyakan umat Islam Andalusia adalah penganut madzab Maliki. Konon madzab in diperkenalkan pertama kali di Andalusia oleh Ziyadibn Abd al-Rahman ibn Ziyad al-Lahmi. Jejaknya diikuti oleh Yahya bin Yahya al-Laitsi, yang selain memperoleh ilmu dari al-Lahmi, ia juga berguru kepada Imam Malik. Atas usaha Al-Laitsi ajaran Malikiyah semakin tersebar di Andalusia, dan menjadi anutan sebagian besar umat Islam di Andalusia.
c.       Bahasa dan Sastra
Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di Spanyol. Hal ini dapat diterima oleh orang-orang Islam dan non-Islam. Bahkan penduduk asli Spanyol menomor duakan bahasa asli mereka. Mereka juga banyak yang ahli dan mahir dalam Bahasa Arab, baik keterampilan berbicara maupun tata bahasa.
d.      Musik dan Kesenian
Dalam bidang musik dan seni suara, Spanyol Islam mencapai kecemerlangan dengan tokohnya Al-Hasan Ibn Nafi yang dijuluki Zaryab. Setiap kali diselenggarakannya pertemuan dan jamuan, Zaryab selalu tampil mempertunjukan kebolehannya. Dia juga dikenal sebagai penggubah lagu. Ilmu yang dimilikinya itu diturunkan kepada anak-anaknya, baik pria maupun wanita, dan budak-budak, sehingga kemsyhurannya tersebar luas.
e.       Sains
Ilmu-ilmu kedokteran, matematika, astronomi, kimia dan lain-lain juga berkembang dengan baik. Abbas ibn Farnas termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi. Ialah orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dari batu.
Ibrahim ibn Yahya Al-Naqqash terkenal dalam ilmu astronomi. Ia dapat menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya. Ia juga berhasil membuat teropong modern yang dapat menentukan jarak antara tata surya dan bintang-bintang.
2.3.2 Penyebab Kemunduran dan Kehancuran  
·      Konflik Islam dengan Kristen
·      Tidak Adanya Ideologi PemersatuKesulitan Ekonomi

·      Tidak Jelasnya Sistem Peralihan Kekuasaan





























BAB III

PENUTUP





3.1 Kesimpulan
                 perkembangan islam pada priode klasik dapat dilihat 3 bagian ,yaitu masa dinasti umayyah 1 di darmakus,dinasti abbasiah,dan dinasti umayyah 2 di spanyol.pada priode ini disebut dengan masa kejayaan umat islam . hal ini ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan ,baik ilmu agama,social budaya ,maupun ilmu-ilmu pengetahuan yang lain
                 Perkembangan islam pada dinasti umayyah mulai dari afrika utara hingga ke spanyol.salah satu dinasti islama terlama adalah abbasiah.setelah dinasti umayyah ,muncul dinasti abbasiah yang bertahan lebih dari 5 abad (759-1258).dinasti abbsiah pernahmewujudkan zaman keemasan umat islam.dinasti umayyah ll dispanyol ditandai ketika abdurrohman ad-dakhil menjadikan aia sebagai Negara islam yang kuat dan berpengaruh besar terhadap perkembangan islam.



















DAFTAR PUSAKA

N.Abbas wahid 2008.sejarah kebudayaan islam.Solo.PT tiga serangkai pusaka mandiri
http://karyarik.blogspot.com/2013/06/makalah-bani-umayyah.html