Pages

Kamis, 04 Oktober 2012

Paper Tentang Peran Tembakau Terhadap Peningkatan Perekonomian masyarakat Temayang Bojonegoro


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
                   Di era globalisasi ini masyarakat dituntut untuk menguasai potensi akademik maupun non akademik dan  juga harus mengetahui keahlian yang nantinya akan berdampak besar bagi pribadi. khususnya masyarakat pada umumnya.
Pada dasarnya keahlian telah dimiliki oleh individu hanya saja cara pengembanganya yang berbeda. Sedangkan menurut Sadono Sukirno(1986),  makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat dalam meningkatkan hasil perekonomiannya. Seperti halnya pembahasan penulis kali ini mengenai perekonomian masyarakat di Bojonegoro tepatnya di Temayang yang dikemas dalam bentuk paper berjudul “PERAN TEMBAKAU TERHADAP  PENINGKATAN PEREKONOMIAN  MASYARAKAT  DI TEMAYANG BOJONEGORO”
      Peran tembakau yang telah lama berkembang di daerah  Temayang Bojonegoro sangat membantu terhadap peningkatan perekonomian masyarakat setempat yang tergolong dalam masyarakat menengah ke bawah .Dan kini menjadi masyarakat menengah keatas.
     Untuk meningkatkan perekonomian masyarakat daerah Temayang tidaklah mudah. Agar tembakau yang ditanam menghasilkan mutu dan kualitas yang baik, sehingga dapat meningkatkan pendapatan. Maka penulis akan menyajikan teknik-teknik penanaman agar pembaca mengetahui dan memahami serta dapat mengambil sisi positif dari ulasan tersebut.
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah , di atas maka rumusan masalah pada paper ini adalah
1.         Apa peran tembakau terhadap peningkatan  perekonomian masyarakat di temayang bojonegoro?
1.3. Tujuan Penelitian
            Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.         Untuk mengetahui peran tembakau terhadap peningkatan perekonomian masyarakat  di temayang bojonegoro.
1.4. Metode Penelitian
     Metode merupakan salah satu hal yang lebih mendasar dari pada hasil laporan itu, oleh karena itu penulis akan menjelaskan metode untuk menyusun paper ini
    1.Observasi
Yaitu suatu tekhnik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis
2.Interview/ wawancara
Yaitu metode pengumpulan data dengan mengadakan pertemuan langsung  dengan jalan tanya jawab.











BAB 11
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Tembakau
 Komoditi tembakau mempunyai arti yang cukup penting , tidak hanya sebagai sumber pendapatan bagi petani, namun juga bagi Negara. Tembakau ialah hasil pertanian yang diproses dari daun tumbuh-tumbuhan genus Nicotiana. Nicotiana tabacum (Nicotiana spp., L.) atau lebih dikenal sebagai tembakau (tobacco) ialah sejenis tumbuhan herbal dengan ketinggian kira-kira 1.8 meter (6 kaki) dan besar daunnya yang melebar dan meruncing dapat mencapai sekurang-kurangnya 30 sentimeter (1 kaki). Tanaman ini berasal dari Amerika utara dan Amerika Selatan. Sejarah tembakau pada mulanya digunakan oleh orang-orang asli Amerika untuk kegunaan perobatan Christopher Columbus melintasi Lautan Atlantik untuk pertama kalinya pada tahun 1942, orang asli Amerika yang bermukim di New World telah menghadiahkan beliau daun tembakau dan seabad setelah itu, merokok telah menjadi kegilaan global, dan seterusnya memberi manfaat ekonomi kepada para pengusaha di Amerika Serikat. Penanaman dan penggunaan tembakau di Indonesia sudah dikenal sejak lama.
Sejarah penanaman tembakau di Indonesia dimulai pada tahun 1830 oleh Van Den Bosch melalui “Cultuurstelsel” yaitu disekitar daerah Semarang, Jawa Tengah, namun pada saat itu mengalami kegagalan. Pada tahun 1856 ,Belanda mencoba kembali melakukan penanaman tembakau secara meluas di daerah Besuki, Jawa Timur dengan dilengkapi suatu balai penelitian yaitu Besoekisch Profstation pada tahun 1910. Dengan adanya balai penelitian tersebut maka dilakukan usaha-usaha untuk mendapatkan jalur yang cocok , yakni dengan cara seleksi/hibridisasi menggunakan tembakau yang telah ada atau yang didatangkan dari luar. Jenis tembakau cerutu Besuki yang sekarang banyak ditanam di daerah tersebut merupakan hasil persilangan antara jenis Kedu dengan jenis Deli (Djojosudiro, 1967). Dua tahun kemudian yakni pada tahun 1858 diadakan penanaman jenis tembakau cerutu lainnya di daerah Yogyakarta-Surakarta, tepatnya di daerah Klaten. Penanaman tembakau juga dilakukan di luar Jawa, yakni di daerah Deli, Sumatra Utara yang dipelopori oleh J. Nienhuys pada tahun 1863. Jenis tanah sangat berpengaruh terhadap tanaman tembakau, untuk wilayah Deli sekitar Sungai Ular dan anak Sungai yang merupakan daerah yang baik untuk tembakau Deli. Jenis tembakau Deli merupakan jenis tembakau cerutu paling baik guna keperluan pembungkusan cerutu.
Kata tembakau merupakan serapan dari bahasa asing. Tembakau dalam Bahasa Spanyol disebut dengan nama "tabaco "  yang dianggap sebagai asal kata dalam bahasa Arawakan.,  sedangkan dalam bahasa Taino di Karibia,”tabaco” mengacu pada gulungan daun-daun .Sejak tahun 1410 “tabaco” berubah menjadii “tabbaq”yang  didefinisikan  sebagai tumbuhan obat-obatan ,dalam Bahasa Arab . Dan sejak abad ke-9, sebagai nama dari berbagai jenis tumbuhan. Kata tobacco (bahasa Inggris)  dan juga bisa jadi berasal dari Eropa, dan pada akhirnya diterapkan untuk tumbuhan sejenis yang berasal dari Amerika.
Tembakau bisa didapat secara komersil dalam bentuk-bentuk kering maupun awet, dan sering dihisap (seperti merokok) dalam bentuk cerutu dan rokok, atau dengan menggunakan pipa. Tembakau juga bisa dikunyah, "dicelup" (diletakkan antara pipi dengan gusi), dan dikulum, atau dihirup ke dalam hidung sebagai bahan hisapan dalam bentuk serbuk halus (seperti menggunakan morfin bubuk).Tembakau mengandung zat alkaloid nikotin, sejenis neurotoxin yang sangat ampuh jika digunakan pada serangga.Neurotoxin merupakan bahan yang dapat melumpuhkan syaraf (neuron=syaraf, toxin=racun), dan pada konsentrasi yang rendah dapat menimbulkan ketergantungan (addiction). Zat ini sering digunakan sebagai bahan utama insektisida.
2.2 Perkembangan Tembakau Di Bojonegoro
              Untuk di Indonesia sendiri, perkembangan tembakau di mulai dari percobaan penanaman tembakau secara besar-besaran di Indonesia yang  dilakukan oleh  bangsa Belanda pada tahun 1830 oleh Van Den Bosch melalui “Cultuurstelsel” yaitu disekitar Semarang, Jawa Tengah , namun pada saat itu mengalami kegagalan. Pada tahun 1856, oleh Belanda dicoba kembali penanaman tembakau secara meluas di daerah Besuki, Jawa Timur.
Guna mencukupi kebutuhan tembakau Voor Oogst dan Jawa, Jawa Timur  yang sangat menunjang tinggi permintaan dalam pasaran .Masih menambah melalui impor. Untuk mengurangi ketergantungan pada impor, Dinas Perkebunan (Disbun) Jawa Timur kini mengupayakan revitaliasi.
Dan dari data dinas perkebunan Propinsi Jawa Timur tahun 2006 menunjukkan bahwa terdapat 20 Kabupaten membudidayakan tanaman tembakau sebagai produk pertanian. Salah satunya Kabupaten Bojonegoro, yang khususnya bertepatan di Kecamatan Temayang.
Untuk daerah Bojonegoro, ditargetkan intensifikasi di lahan seluas 500 hektare dengan pupuk ZK sebanyak 50 ton. Meningkatnya areal tanaman tembakau di Bojonegoro mengacu kebutuhan pengusaha dan pabrikan dalam pembelian tembakau musim tanam tahun ini.
2.3 Jenis –Jenis Tembakau
Tanaman tembakau di daerah Temayang menurut teknik budidayanya  dan kegunaannya dibagi menjadi dua yaitu tembakau Jawa dan tembakau Voor-Oogst (VO) /  tembakau biate.
a.       Tembakau Jawa
 Menurut Bapak Sukijan ,petani asal Temayang,menuturkan bahwa Tembakau Jawa adalah tembakau yang  teknik budidayanya dengan menggunakan perairan dan ditanam dilahan sawah setelah musim panen padi. Di Bojonegoro tanaman tembakau Jawa yang ditanam di 13 kecamatan, antara lain di Kecamatan Ngasem, Temayang, Ngraho, Sukosewu,Tapi perkembanganya yang paling bagus di kecamatan Temayang,Sebab di kecamatan Temayang tanahnya lebih bagus dari pada kecamatan lainnya . Teknik budidaya tembakau Jawa biasanya  menggunakan perairan dan ditanam dilahan sawah setelah musim panen padi. Sementara itu, dalam upaya pencapaian target untuk meningkatkan kualitas tembakau ini, pemerintah telah membagikan bibit jenis T45 dan Jawa secara gratis kepada para petani. "Bibit sudah dibagi sejak Maret lalu," ujar bapak Sukijan.Dan juga dibeli oleh dua perusahaan besar yaitu PT Gudang Garam dan Mitraco di Jawa Tengah. Bahkan, khusus Mitraco tembakau Jawa yang dibeli tersebut, dijual kembali ke PTP X di Jember yang selanjutnya di ekspor ke Jerman..
b.      Tembakau Voor-Oogst(Biate)
Tembaku ini salah satu pembuatan  bahan baku cerutu dan tanaman ini umumnya ditanam pada akhir musim kemarau dan dipanen pada awal musim hujan. Sedangkan untuk tanaman Voor-Oogst biasaya dikelola oleh rakyat dan teknik budidayanya tidak menggunakan naungan (secara konvensional), dan tanaman Voor-Oogst ditanam disawah sebelum musim panen padi. Dan dibeli oleh perusahaan PT Gudang Garam yang berada di kecamatan  Sugiwaras Bojonegoro.Tembakau ini hanya dapat dipasarkan di kecamatan sugiwaras .Sebab,tembakau ini biasanya digunakan sebagai tembakau rajangan dan bahan baku sebagai rokok sigaret, dan juga rasanya karena kurang enak ketika dijadikan rokok maka orang Jawa Tengah tidak mau membeli tembaku itu. Tembakau Virginia juga mempunyai cirri-ciri yaitu  sosok ramping, ketinggian tanaman sedang sampai tinggi, daun berbentuk lonjong yang ujungnya meruncing, warna daun hijau kekuningan, daun bertangkai pendek, kedudukan daun pada batang tegak, jarak antara daun satu dengan yang lain cukup lebar sehingga kelihatan kurang rimbun.Tanaman  ini memiliki daya adaptasi yang luas terhadap tanah dan iklim. Tembakau ini banyak ditanam di dataran rendah yang panas. Tembakau Virginia yang telah diolah menghasilkan krosok berwarna kuning keemasan hingga kuning jingga, aromanya.

2.4  Harga-Harga Tembakau
a.    Tembakau Jawa
Terkait tingginya harga jual tembakau, para pedagang tembakau asal beberapa  perusahaan di Jawa Tengah, seperti Muntilan, Wonosobo, Temanggung dan Boyolali, sejak sepekan terakhir, menyerbu Bojonegoro, Jawa Timur, untuk melakukan pembelian tembakau jenis Jawa untuk jual kembali ke Jawa Tengah. Menurut bapak Sukaman pedagang dari Desa Pandantoyo, Kecamatan Temayang .
,
Gambar 2.1 Narasumber
beliau mengaku, mendapatkan tugas dari seorang pedagang tembakau asal Temanggung. Mereka diberi uang kontan dari beberapa pedagang asal Jawa Tengah,.Beliau diminta melakukan pembelian tembakau Jawa, di Kecamatan Temayang dan sekitarnya.
Dalam melakukan pembelian tembakau jenis Jawa daun basah, dimulai dengan harga Rp1.500,00-Rp1.800,00 per kg untuk petikan bawah, dan Rp2.000,00 –Rp2500,00 petikan kedua dan ketiga. Harga tembakau jawa rajangan pada tahun 2012 di tingkat petani Rp 16.000,00-Rp 18.000,00 per kg. Sedangkan harga tembakau krosok harganya Rp 11.000,00-13.000,00 per kg. Tutur Bapak Sukijan
b.    Tembakau Voor-Oogst(Biate)
Para petani di Kabupaten Bojonegoro, Jatim, awal pekan ini mulai menikmati panen tembakau Virginia Voor Oogst (VO) atau Biate. Pengelolaan tembakau di wilayah sentra produk di kecamatan Temayang dan sekitarnya telah telah tertata rapi dari proses budidaya, pasca panen dan pemasarannya. Untuk pemasaran, produksi tembakau di wilayah tersebut telah dijadikan sumber bahan baku untuk perusahaan rokok seperti PT Gudang Garam. Masyarakat yang ada dikecamatan Sugiwaras Bojonegoro. Biasanya membelinya dengan harga Rp900,00-Rp1.300,00untuk petikan daun bawah (gowok) dan petikan kedua dan ketiga dengan harga Rp1.500 hingga Rp1.800 per kg daun basah.Sementara itu,. harga tembakau virginia VO rajangan pada tahun 2012 di tingkat petani Rp 9.000-Rp 11.000 per kg .sedangkan tembakau VO atau Biate krosok harganya Rp14.000-Rp 16.00 per kg.
2.5 Produksi  Tembakau Jawa Dan Voor-Oogst(biate)
Produksi tembakau di Bojonegoro terserap untuk memenuhi kebutuhan pabrikan. Kebutuhan tembakau oleh pabrikan di Bojonegoro tahun ini mencapai 11.225 ton, terdiri dari 10.525 ton jenis  Jawa dan 500 ton tembakau Biate. Dengan produksi sekitar 12.000 ton, tembakau petani terserap pabrik.Tanaman tembakau tersebar di Kecamatan Kanor, Baureno, Kepohbaru, Kedungadem, Sumberrejo, Sugihwaras, Sukosewu, Balen, Temayang, Dander, dan Ngasem.
Umumnya, tembakau memasuki masa panen setelah berumur 65 hari. Masa panen dari awal petikan pertama hingga pucuk bisa dilakukan sekitar dua bulan. Jika tidak ada hujan, dapat dipanen lima hari sekali dan paling lambat tujuh hari dengan jumlah petikan rata-rata 2-3 daun. Secara normal, pemetikan bisa diilakukan tujuh sampai delapan kali. ”Satu kali petik bisa sebanyak 20-24 daun,” ujar Bapak Sukijan.
Kepala Bidang Usaha Perkembunan Dinas Perkebunan dan Perhutanan (Dishutbun) Bojonegoro, Khoirul Insan kepada wartawan mengatakan, pembelian yang dilakukan para pedagang asal Jateng tersebut, tidak bisa dilarang dan sifatnya hanya sesaat.Khoirul optimistis, melihat gambaran yang ada, semua tanaman tembakau Jawa yang tertanam di Bojonegoro seluas 1.700 hektare, produksinya bisa terjual semua. Areal tanaman tembakau Jawa tersebut, tertanam di Kecamatan Ngambon, Tambakrejo, Ngasem, Temayang, Sugihwaras, Sukosewu dan kecamatan lainnya
Mereka berani memasang harga tinggi, biasanya hanya sementara saja, setelah itu pergi. beliau meminta, para petani yang menanam tembakau Jawa di Bojonegoro tidak terprovokasi dengan kedatangan pedagang asal Jateng tersebut, untuk dengan cepat memanen tembakaunya, karena bisa merusak kualitas.
Bupati Bojonegoro Suyoto mengakui, memang, akibat hujan ada sebagian tanaman tembakau yang rusak dan buruk. Namun, secara umum, tanaman tembakau di Bojonegoro masih bisa diandalkan.
Dari produksi 12.000 ton, 11.000 ton di antaranya untuk pabrikan. ”Kami telah menghubungkan petani tembakau dengan pabrikan di Bojonegoro sebagai mitra binaan. Selain itu sejumlah tembakau Bojonegoro dipasok ke daerah lain,” tutur Suyoto.

2.6    Macam-Macam Pengolahan Tembakau
Tembakau Jawa atau Voor-Oogst(Biate) dapat diolah menjadi beberapa bentuk olahan,antara lain:
A.    Pembuatan tembakau rajangan
 Cara pengolahannya dengan cara :
a.    Pemisahan Tulang Daun





Gambar 2.2 Pemisahan tulang daun
  Daun tembakau yang baik untuk diolah menurut para petani adalah daun tembakau yang sudah tua, yang dicirikan oleh warna daun yang hijau tua dengan pinggir daun sedikit berwarna kuning. Sebelum daun-daun tembakau di rajang, maka harus dipisahkan atau dibuang terlebih dahulu tulang-tulang daunnya. .
Setelah daun tembakau diroeh, maka tahapan selanjutnya adalah                           menyusun atau menumpuk daun tembakau menjadi beberapa tumpukan kecil untuk memudahkan dalam proses perajangan daun. Istilah ini dikalangan petani dikenal dengan istilah "ngentep".
       b.   Pemeraman (Meuyeum)
Gambar 2.3 Pemeraman
     
                        Pemeraman dimaksudkan agar daung tembakau menjadi lebih masak.pemeraman dilakukan selama lebih kurang 1 minggu sebelum daun tembakau dirajang.
     3.Perajangan
Gambar 2.4 Perajangan
 Perajangan dilakukan mulai pukul 23.00 WIB sampai dengan pukul 09.00 pagi. Alat yang digunakan untuk perajangan terdiri dari pisau rajang, Rimbagan (tempat dudukan merajang), Sasag (alat untuk menjemur)







              4.Ngicis
Gambar 2.5 ngicis
Setelah daun tembakau dirajang, kemudian tembakau rajangan  dicampur merata (digagrak) dan diratakan (dieler) di atas wideg.  Pengeleran biasanya dengan ukuran 60cm x 35cm yang nantinya setelah  kering menjadi satu tampang yang kira-kira berbobot 1ons/tampang.   dibalik dulu agar nantinya setelah kering hasilnya bisa rapi.

               5.Penjemuran
Gambar 2.6 penjemuran
    Penjemuran hasil rajangan  dalam waktu kurang lebih empat hari ,tergantung panas matahari. Pada hari pertama rajangan di balik apabila lapisan atas sudahcukup kering, pekerjaan ini dilakukan kira-kira pukul 10.00 – 11.00 jangan sampai terlalu kering agar tidak hancur. Pada malam harinya, rajangan diembunkan untuk memperoleh warna yang baik. Pada hari kedua penjemuran dimulai pada siang hari setelah panas matahari sudah cukup.

            B.Pembuatan tembakau cerutu
Cara pengolahannya dengan cara:
                 1.Penusukan Tembakau
Gambar 2.7 penusukan tembakau
.Daun  tembakau yang sudah tua, gagang daunnya ditusuk dengan                                                     bambu, yang sudah terpotong kecil-kecil.Agar memudahkan pembakaran dalam gudang.
             2.Pemasukan ke gudang pembakaran
Gambar 2.8 pemasukan ke gudang pembakaran
.kemudian daun yang ditusuk tersebut ditata rapi di kayu jati ,yang akhirnya dimasukan ke gudang pembakaran tembakau.Biasanya pekerjaan ini dilakukan oleh orang laki-laki.Sebab ini pekerjaan yang tidak mudah.

              3.Hasil Pembakaran
Gambar 2.9 hasil pembakaran
Pembakaran dilakukan selama satu minggu. Pembakaran dilakukan dengan menggunakan sekam padi. Setelah daun dibakar , warna  daun  berubah menjadi coklat kekuningan
3        Pengikatan Daun
    Gambar 2.10 Pengikatan Daun
                           Setelah proses pembakaran selesai, daun diikat agar memudahkan pembeli ketika menimbang tembakau.

              C.Pembuatan tembakau krosok
         Cara pengolahannya dengan cara:
               1.Pengambilan tembakau
Gambar 2.11 Pengambilan tembakau
           Tembakau yang sudah tua,berwarna kuning kecokelatan dipetik dari pohonnya.kemudian dibawa kerumah.
.
               2.Penjemuran
Gambar 2.12 Penjemuran
         Tembakau yang baru diambil tadi ,dijemur di bawah terik matahari selama 3 hari,yang nantinya warnanya berubah menjadi cokelat



    3.Pengikatan

Gambar 2.13 Pengikatan
                  Setelah proses penjemuran selesai, daun diikat  agar memudahkan pembeli ketika menimbang tembakau.
2.7 Cara Budidaya Tembakau
                  Kegiatan teknik budidaya tembakau meliputi beberapa jenis kegiatan dengan urutan sebagai berikut:
1.      Pembibitan, yaitu kegiatan untuk menyiapkan bahan pertanaman.
2.      Pengolahan tanah merupakan kegiatan untuk menyiapkan media tumbuh tanaman tembakau.
3.      Penanaman yang meliputi pengaturan jarak tanam, pembuatan lubang tanam dan penanaman
4.      Pemeliharaan tanaman yang meliputi penyiraman, penyiangan (pengendalian gulma dan penggemburan), pengendalian hama dan penyakit, pemupukan dan pewiwilan.
5.      Panen dan penanganan lepas panen hingga hasil tembakau dipasarkan.
            Teknologi budidaya tersebut secara lengkap disajikan dalam uraian berikut:

1.      Pembibitan

Gambar 2.14 Pembibitan
                            Langkah pertama dalam pembibitan adalah mengadakan benih yang                bermutu dari varietas unggul. Benih yang bermutu dan varietas unggul dapat menentukan hasil tembakau. Varietas unggul tembakau dapat diperoleh dari bunga tembakau  tertua-tertua yang memiliki sifat-sifat yang unggul.
              2.Pengolahan Tembakau
Gambar 2.15 Pengolahan Tanah
           Pengolahan tanah ditujukan untuk memberi kondisi yang menguntungkan bagi pertumbuhan akar tanaman tembakau, sehingga sistem perakaran berkembang baik dan mampu menyerap air serta unsur hara dalam jumlah yang cukup untuk menunjang pertumbuhan yang terjadi dalam waktu singkat. Guna memperoleh perakaran yang baik pengolahan tanah harus mencapai kedalaman kurang lebih dari 30 cm, disamping upaya lain kearah terbentuknya struktur tanah yang lemah.Untuk lahan bekas sawah pekerjaan pertama adalah membersihkan jerami kemudian dilanjutkan dengan pembuatan got keliling untuk mengeringkan lahan dan sebagai saluran irigasi di areal pertanaman tembakau. Selanjutnya dilakukan pembajakan pertama dan dilanjutkan bajak ke-dua dengan arah memotong bajak pertama. Gebrus total dilaksanakan sesudah jarak tanam yang digunakan ditentukan. Gebrus total dilakukan dengan cara menarik tanah lapisan atas dan mencangkul tanah lapisan bawah sedalam 30 cm untuk menutup lubang dibelakangnya. Gebrus total bertujuan untuk menembus lapisan olah dan oksigen tanah. Selanjutnya dilakukan bajak 3 dan bajak 4 serta penghancuran tanah yang masih berupa bongkahan. Guludan yang tinggi menentukan keberhasilan tanaman tembakau karena berhubungan dengan drainase.
3.Penanaman
.
Gambar 2.17 Penanaman

Jarak Tanam dan Populasi Tanaman Tembakau digunakan jarak tanam 110 cm x 50 cm, 120 cm x50 cm atau 120 cm x 45 cm dengan populasi tanaman berkisar antara 16 000 ± 18 000 pohon /ha.Tembakau Virginia dan Voor-Oosgt ditanam pada bulan Maret-April (akhir musim hujan diJawa). Dan Tembakau rajangan ditanam pada bulan Maret-April.Untuk menjamin pertumbuhan tanaman yang seragam dilakukan seleksi bibit yang akan ditanam. Penyiraman pada waktu penanaman dapat dilakukan sebelum atau setelah penanaman.Untuk mencegah serangan hama pada bibit yang baru ditanam di sekitar lubang tanam diaplikasikan Furadan 3G dengan dosis 2 gram/lubang tanam.Waktu tanam sebaiknya dilakukan pada sore hari (pukul 14.00 ± 17.00) untuk menghindari kelayuan bibit karena terik sinar matahari. Cara penanaman diusahakan agar akar bibit tidak terlipat dan patah. Penanaman dilakukan dengan tangan sedalam 4 cm kemudian tanah ditekan agar pangkal batang dan akar melekat dengan tanah.Penyiraman sebanyak 1 liter/lubang tanam dilakukan setelah penanaman setiap pagi dan sore sampai tanaman mulai tumbuh. Penyulaman dilakukan mulai umur 3 hari sampai umur 10 hari setelah tanam, bibit diambil dari cadangan bibit yang ditanam diantara barisan tanaman.
            4.Pemeliharaan tanaman
Seperti pada umumnya tanaman, tembakau juga memerlukan pemeliharaan  agar dapat tumbuh dengan subur dan menghasilkan tembakau yang berkualitas. Pemeliharaaan tanaman tembakau dimulai dari umur tanaman tembakau masih muda. Beberapa langkah pemeliharaan tanamyaitu:
1.Pengairan
:
Gambar 2.18 Pengairan
Pengairan dilakukan 7 hari setelah tanam, dengan jumlah air 1-2 liter setiap tanaman. Setelah 7-25 hari frekuensi penyiraman adalah 3-4 liter per tanaman. Pada umur 25-30 hari setelah tanam, frekuensi pemberian air 4 liter per tanaman. Pada umur 45 hari setelah tanaman pertumbuhan akan semakin cepat. Oleh karena itu diperlukan 5 liter air per tanaman setiap 3 hari. Setelah 65 hari dari masa tanam tembakau tidak memerlukan lagi penyiraman, kecuali bila cuaca sangat kering. Cara pengairan tembakau pada lahan beririgasi yaitu dengan cara dilep (basin irigation) hingga guludan tempat tanaman cukup basah dan selanjutnya lahan dikeringkan kembali. Waktu pemberian air irigasi dapat ditentukan dengan indikator sebagai berikut : tanaman layu pada pukul 11.00 atau tanah tidak lagi melekat apabila digenggam. Tinggi air irigasi ditentukan berdasarkan umur tanaman yaitu : sampai dengan umur 45 hari setelah tanam volume air ¾ guludan. Dengan demikian volume air yang diterima tanaman cukup seragam dan mencukupi volumenya. Pada lahan kering (umumnya tembakau rakyat) pengairan sangat tergantung pada curah hujan. Beberapa petani dengan modal yang cukup melakukan penyiraman dengan sumber air tanah atau sungai dengan sistem pompanisasi.
 2.Penyulaman
Gambar 2.19 Penyulaman
Penyulaman dilakukan setelah seminggu ditanam. Bibit yang kurang baik dapat diganti dengan cara dicabut dan diganti dengan bibit yang baik dengan umur yang sama.
3.Pembumbunan (pendangiran)
Gambar 2.20 Pendangiran
        Pendangiran dimaksudkan untuk memperbaiki susunan udara tanah, memudahkan perembesan air, mengendalikan gulma dan memperbaiki guludan. Pendangiran dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak akar tanaman yang berada pada kedalaman 30 cm – 40 cm di dalam tanah. Pendangiran dilakukan 3 – 4 kali tergantung pada kondisi tanah pada lahan .
4.Pemupukan
Gambar 2.21 Pemupukan
          Penggunaan pupuk yang tepat, baik berupa pupuk organik dan anorgaik (M,P dan K). Penggunaan phospor (P) dalam komposisi pupuk karena phospor berfungsi untuk pertumbuhan akar dan penyusunan inti sel, lemak dan protein. Kandungan phospor dalam SP 36 sebesar 36%. Tanda tanaman kekurangan P yaitu daun menjadi nampak tua warnanya menjadi merah kecoklatan. Tepi daun, cabang dan batang terdapat warna kecoklatan yang lama-lama menjadi kuning. Sedangkan Kalium pada KNO3 berfungsi untuk mempengaruhi kwalitas (rasa, warna dan bobot) tanaman, menambah daya tahan tanaman terhadap kekeringan, hama/penyakit, mempercepat pertumbuhan jaringan meristem, dan membantu pembentukan protein dan karbohidrat. Tanda-tanda Kekurangan Kalium daun mengerut atau mengeriting terutama pada daun tua, daun akan berwarna ungu lalu mengering lalu mati. Pemupukan dilakukan untuk menjaga tanaman tumbuh dengan baik. Pemupukan susulan dilakukan dua kali. Pemupukan yang dilakukan di PTPN X dilakukan sebanyak 3 tahap yaitu
1) sehari sebelum benih ditanam dalam polibag, pemupukan dilakukan di polibag. Pupuk berupa campuran SP 36 dan KN03 kemudian dilarutkan dalam air sehingga dihasilkan larutan starter 3 gram/liter untuk disiramkan ke polibag.
2) Lima hari sebelum penanaman bibit, dilakukan pemupukan pada lubang calon baris tanam. Pupuk starter yang digunakan yaitu campuran SP 36 sebanyak 4gram/lubang/tanaman x KNO3 2gram/lubang/tanaman). Starter tersebut dilarutkan dalam air sehingga keseragaman pemupukan dengan dosis 2 gr/L atau sekitar 50cc/lubang tanam dapat tercapai. Jumlah tanaman per hektar adalah 18.006 tanaman.
3) Setelah bibit berumur 15 hari di bedegan, pemupukan dilakukan 2x di bedegan yaitu pemupukan I dengan menggunakan pupuk campuran SP 36 x KNO3 dan pemupukan susulan II hanya menggunakan KNO3 saja.
                5.Pengendalian dan Hama
·         Hama
a. Ulat Grayak ( Spodoptera litura ) Gejala : berupa lubang-lubang tidak beraturan dan berwarna putih pada luka bekas gigitan. Pengendalian: Pangkas dan bakar sarang telur dan ulat, penggenangan sesaat pada pagi/sore hari , semprot Natural Vitura
b. Ulat Tanah ( Agrotis ypsilon ) Gejala : daun terserang berlubang-lubang  terutama daun muda sehingga tangkai daun rebah. Pengendalian: pangkas daun sarang telur/ulat, penggenangan sesaat, semprot Pestono
c. Ulat penggerek pucuk ( Heliothis sp. ) Gejala: daun pucuk tanaman terserang berlubang-lubang dan habis. Pengendalian: kumpulkan dan musnah telur / ulat, sanitasi kebun, semprot Pestono
d. Kutu - kutuan ( Aphis Sp, Thrips sp, Bemisia sp.) pembawa penyakit yang disebabkan virus. Pengendalian: predator Koksinelid, Natural Bvr.
e. Hama lainnya Gangsir (Gryllus mitratus ), jangkrik (Brachytrypes  portentosus), orong-orong (Gryllotalpa africana), semut geni (Solenopsis geminata), belalang banci (Engytarus tenuis).Pengendalianya: semprot Pestono
         6. Pengendalian dan Penyakit
·         Penyakit
1.Hangus batang ( damping off ) Penyebab : jamur Rhizoctonia solani.
Gejala: batang tanaman yang terinfeksi akan mengering dan berwarna coklat sampai hitam seperti terbakar. Pengendalian : cabut tanaman yang terserang dan bakar, pencegahan awal dengan Natural GLIO.
a..Lanas Penyebab : Phytophora parasitica var. nicotinae. Gejala: timbul    bercak-bercak pada daun berwarna kelabu yang akan meluas, pada batang, terserang akan lemas dan menggantung lalu layu dan mati. Pengendalian: cabut tanaman yang terserang dan bakar, semprotkan Natural Glio.
b.Patik daun Penyebab : jamur Cercospora nicotianae. Gejala: di atas daun terdapat bercak bulat putih hingga coklat, bagian daun yang terserang menjadi rapuh dan mudah robek. Pengendalian: desinfeksi bibit, renggangkan jarak tanam, olah tanah intensif, gunakan air bersih, bongkar dan bakar tanaman terserang, semprot Natural Glio.
c.Bercak coklat Penyebab : jamur Alternaria longipes. Gejala: timbul     bercak-bercak coklat, selain tanaman dewasa penyakit ini juga menyerang tanaman di persemaian. Jamur juga menyerang batang dan biji. Pengendalian: mencabut dan membakar tanaman yang terserang.
d.Busuk daun Penyebab : bakteri Sclerotium rolfsii. Gejala: mirip dengan lanas namun daun membusuk, akarnya bila diteliti diselubungi oleh massa cendawan. Pengendalian: cabut dan bakar tanaman terserang, semprot Natural Glio.
Catatan :  Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, dapat digunakan pestisida kimia sesuai anjuran. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata Aero 810, dosis kurang lebih 5 ml ( ½ tutup) pertangki

5.Panen

Gambar 2.22 Panen
              Pemetikan daun tembakau yang baik adalah jika daun-daunnya telah cukup umur dan telah berwarna hijau kekuning-kuningan.Untuk golongan tembakau cerutu maka pemungutan daun yang baik pada tingkat tepat masak/hampir masak hal tersebut di tandai dengan warna keabu-abuan. Sedangkan untuk golongan sigaret pada tingkat kemasakan tepat masak/masak sekali, apabila pasar menginginkan krosok yang halus maka pemetikan dilakukan tepat masak. Sedangkan bila menginginkan krosok yang kasar pemetikan diperpanjang 5-10 hari dari tingkat kemasakan tepat masak.
Daun dipetik mulai dari daun terbawah ke atas. Waktu yang baik untuk pemetikan adalah pada sore/pagi hari pada saat hari cerah. Pemetikan dapat dilakukan berselang 3-5 hari, dengan jumlah daun satu kali petik antara 2-4 helai tiap tanaman. Untuk setiap tanaman dapat dilakukan pemetikan sebanyak 5 kali.
2.8 Peran Tembakau Dalam Masyarakat
Tembakau merupakan tanaman yang hidup di daerah tropis. Salah satu daerah di Bojonegoro yang cocok untuk membudidayakan tanaman ini adalah daerah Temayang. Tembakau berperan penting dalam meningkatkan perekonomian daerah tersebut. Pembudidayaan tembakau membuka peluang yang cukup besar bagi warga sekitar yang belum memiliki pekerjaan.
 Dengan peluang tersebut, secara tidak langsung pembudidayaan tembakau merupakan wadah untuk meminimalisir pengangguran di daerah Temayang. Masyarakat yang dulunya tidak memiliki pekerjaan mendapat kesempatan berpenghasilan dari pembudidayaan tembakau ini. Baik untuk kerja sambilan maupun pekerjaan tetap.
 Tembakau dapat dikerjakan oleh berbagai macam kalangan. Baik dari kalangan muda maupun tua. Selain itu, pembudidayaan tembakau dapat dijadikan kerja sampingan oleh para petani yang memiliki penghasilan musiman. Pekerjaan ini juga dapat dilakukan oleh kaum wanita yang ingin menambah penghasilan dan membantu menghidupi kebutuhan sehari-hari. Walaupun tidak seberapa besar, tembakau sangat berperan dalam membantu warga sekitar untuk menambah penghasilan. Dengan adanya tembakau masyarakat yang dulunya tergolong dalam masyarakat menengah ke bawah. Kini tergolong dalam masyarakat menengah ke atas.
Bagian yang akan diterima oleh pekerja tergantung pada kemampuan masing-masing.  Bagi masyarakat yang sudah tergolong tua akan mendapat bagian yang lebih ringan dari yang usianya masih muda. Bagian yang berbeda-beda tersebut yang membuat setiap masyarakat memiliki penghasilan berbeda juga. Semuanya tergantung dari berat atau ringan pekerjaan yang mereka lakukan.
Penghasilan yang mereka dapat juga dipengaruhi oleh kualitas tembakau yang mereka tanam. Tembakau yang memiliki mutu dan kualitas yang baik akan meningkatkan harga jual tembakau. Mutu dan kualitas tersebut berasal dari cara pembibitan dengan pemilihan benih bermutu yang bervarietas unggul. Selain itu proses penanaman dan pengolahan tembakau juga sangat berperan penting untuk memperoleh tembakau yang berkualitas. Dari situlah perekonomian masyarakat Temayang akan meningkat. Seiring dengan berkurangnya pengangguran dan adanya lahan pekerjaan untuk masyarakat Temayang.


BAB 111
PENUTUP
3.1 Simpulan
              Setelah penulis menguraikan judul dalam paper ini,yakni”Peran Tembakau Terhadap Peningkatan Perekonomian Masyarakat Temayang Bojonegoro”uraian-uraian dalam pembahasan yang telah terselesaikan ,maka penulis dapat kesimpulan bahwa:
Bahwa Tembakau yang ada di Temayang Bojonegoro . Pembelinya beda-beda ada yang dibeli  oleh perusahaan PT Gudang Garam yang berada dikecamatan  Sugiwaras Bojonegoro dan juga ada yang dibeli oleh perusahaan di Jawa Tengah, seperti Muntilan, Wonosobo, Temanggung dan Boyolali. Pembudidayaan tembakau membuka peluang yang cukup besar bagi warga sekitar yang belum memiliki pekerjaan. Dengan peluang tersebut, secara tidak langsung pembudidayaan tembakau merupakan wadah untuk meminimalisir pengangguran di daerah Temayang. Masyarakat yang dulunya tidak memiliki pekerjaan mendapat kesempatan berpenghasilan dari pembudidayaan tembakau ini. Baik untuk kerja sambilan maupun pekerjaan tetap.

3.2  Saran-saran
Adapun saran-saran yang ingin disampaikan oleh penulis dalam pembahasan paper ini, agar dalam paper ini dapat diambil manfaatnya:
     Diharapkan agar pembaca dapat meningkatkan penanaman tembakau dengan kwalitas yang ungul. Agar tembakau yang ditanam tersebut  bisa terjual dan pembelinya yang datang di Temayang Bojonegoro bukan disekitar Jawa saja .tapi kalau bisa dari luar Negeri dan mematok harga dengan harga tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
http://ditjenbun.deptan.go.id/budtansim/images/pdf/komoditi%20tanaman% 20tembakau.pdf Diakses pada Jum’at, 31 Agustus 2012 Pukul 9.00

                  Diakses pada Sabtu, ,02 Agustus 2012 Pukul 20.30

Diakses pada Minggu, 03 Agustus 2012 Pukul 10.30

Diakses pada Senin, 27 Agustus 2012 Pukul 15.25

http://www.scribd.com/doc/34249422/Peran-Tembakau-Dalam-Perekonomian-
Negara
. Diakses pada Kamis, 06 September 2012 Pukul 21.00

                  Diakses pada Sabtu, 22 September 2012 Pukul 21.00